BEM KM Unmul Tolak Kehadiran Militer di Kampus

OganAktual.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Mulawarman (BEM KM Unmul) menyatakan penolakan terhadap segala bentuk militerisasi di lingkungan kampus. Hal ini termasuk dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Presiden BEM KM Unmul, M. Ilham Maulana, menegaskan bahwa universitas seharusnya menjadi ruang aman yang mendorong tumbuhnya nalar kritis, kebebasan berpikir, dan kemerdekaan berekspresi.
Menurut Maulana, kehadiran aparat militer dalam PKKMB 2025 dinilai sebagai bentuk pengotoran terhadap nilai-nilai tersebut. Ia menilai bahwa kehadiran militer dalam acara yang seharusnya menjadi ruang pembuka bagi mahasiswa baru untuk mengenal dunia akademik adalah bentuk nyata dari normalisasi kekuatan bersenjata di ruang pendidikan sipil.
Maulana juga menyoroti tindakan Koordinator Staf Ahli Pangdam VI/Mulawarman, Brigadir Jenderal TNI Deni Sukwara, yang memanggil anggota BEM FISIP Unmul ke depan karena menyanyikan lagu dengan penuh semangat juang dalam acara PKKMB. Menurutnya, tindakan tersebut melanggar prinsip kebebasan berekspresi yang seharusnya dijamin dalam lingkungan kampus.
Ia menekankan bahwa kampus bukanlah tempat untuk pendekatan represif. Dengan demikian, kehadiran militer dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru tidak hanya tidak relevan secara akademik, tetapi juga berbahaya bagi iklim kebebasan dan kemerdekaan berpikir. "PKKMB seharusnya menjadi ruang edukatif, bukan ladang penanaman doktrin militeristik," ujar Maulana.
BEM KM Unmul menolak keras kehadiran militer dalam kegiatan PKKMB maupun kegiatan apa pun di lingkungan Universitas Mulawarman. "Kami menolak segala bentuk militerisasi kampus, baik secara simbolik maupun struktural. Kami juga mengutuk tindakan intimidasi terhadap mahasiswa, yang mencerminkan cara pandang kekuasaan terhadap suara kritis sebagai ancaman," tegas Maulana.
BEM KM Unmul mendesak rektorat untuk bersikap tegas dan memutus segala bentuk kerja sama atau keterlibatan institusi militer dalam kegiatan kampus yang tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan akademik sipil. "Kampus harus dijaga sebagai ruang demokratis yang aman dari tekanan kekuatan represif. Karena bagi kami, kampus adalah tempat bertumbuhnya nalar, bukan ketakutan. Kampus adalah tempat belajar dengan merdeka, bukan barak militer," kata Maulana.
Sebelumnya, Wakil Rektor III atau Bidang Kemahasiswaan Universitas Mulawarman, Moh. Bahzar, memberikan klarifikasi mengenai keterlibatan Kapoksahli Pangdam VI/Mulawarman, Brigadir Jenderal TNI Deni Sukwara dalam PKKMB yang digelar pada Senin, 4 Agustus 2025 lalu. Dia mengklaim bahwa Unmul sering mengundang unsur TNI setiap tahun. Namun, tahun-tahun sebelumnya kampus hanya mengundang perwakilan Komando Resor Militer.
Perwakilan TNI di PKKMB Unmul memberikan materi mengenai geopolitik dan kepemimpinan. “Apa salahnya? karena itu kan untuk mengisi wawasan kebangsaan. Nampaknya itu kan digoreng-goreng,” ujar Bahzar.