Jadi Saksi Sidang Suap Proyek di OKU, Teddy Bantah Tahu Skema Fee Pokir
Palembang, Sumatera Selatan
OganAktual.com
Ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Palembang menghadirkan Teddy Meilwansyah, Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) sebagai saksi, Senin (30/6/2025).
Teddy hadir langsung sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Pemkab OKU
Ia didampingi Sekretaris Daerah OKU, Darmawan Irianto, yang juga diminta memberi keterangan.
Sidang ini dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Idi Amin, didampingi dua hakim anggota, Waslam Makhsid dan Ardian Angga.
Dari lima saksi yang dijadwalkan, tiga lainnya hadir secara daring dari Gedung Merah Putih KPK di Jakarta.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK, Rakhmad Irwan, menjelaskan bahwa keterlibatan para saksi dibutuhkan untuk membongkar skema suap dalam kasus ini.
Dalam keterangannya, Teddy mengaku tidak mengetahui adanya skema fee untuk anggota DPRD. Ia baru memahami dugaan suap setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT).
"Saya tahu hanya soal kontraktor yang protes proyek 2024. Saya minta BPKAD membayar jika anggaran ada. Saya tak tahu itu bagian dari fee pokir," jelas Teddy di hadapan hakim.
Senada dengan Bupati, Sekda OKU Darmawan Irianto juga membantah keterlibatannya dalam mekanisme dana pokir DPRD.
"Saya tidak tahu soal fee pokir. Saya tahunya dari media sosial, pasca OTT KPK," ujarnya.
JPU KPK mengungkapkan bahwa sejak awal pembahasan RAPBD 2025, proyek-proyek fisik diduga disusun berdasarkan permintaan anggota dewan. Tujuannya untuk merealisasikan dana pokok pikiran (pokir) yang kemudian diduga dijadikan sumber suap.
Jaksa menyebut ini sebagai bentuk kesepakatan terselubung antara eksekutif dan legislatif di OKU.
Persidangan ini menjadi sorotan publik. Bukan hanya karena nama besar yang dipanggil, tapi juga karena pola lama korupsi daerah yang kembali menyeruak. Ketika proyek berubah jadi politik balas jasa, maka rakyat hanya jadi penonton dalam pembangunan.