ZMedia Purwodadi

Kenangan Sahabat dan Tangis Keluarga Mengiringi Pemakaman Marsma Fajar Adriyanto

Table of Contents
Featured Image

Kecelakaan Pesawat yang Menewaskan Eks Kadispenau TNI AU

Pada hari Minggu (3/8/2025) pagi, Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), gugur saat menjalani latihan rutin bersama Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Peristiwa tersebut terjadi saat Marsma Fajar sedang terbang menggunakan pesawat Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik FASI. Ia bertugas sebagai pilot, sementara Roni menjadi co-pilot.

Pesawat lepas landas dari Landasan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS) pada pukul 09.08 WIB. Namun, sekitar 11 menit kemudian, atau pada pukul 09.19 WIB, pesawat tiba-tiba hilang kontak. Setelah ditemukan di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Marsma Fajar dan Roni langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto. Sayangnya, Marsma Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit.

Kenangan dari Sahabat dan Rekan

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto datang melayat Marsma Fajar Adriyanto yang disemayamkan di rumah duka di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu malam. Agus tampak berkaca-kaca saat keluar dari rumah duka. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan Marsma Fajar adalah teman dekat saat masih menimba ilmu di Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal).

Agus menyampaikan doa agar sahabatnya beristirahat dengan tenang. “Kami sekolah bareng waktu Seskoal TNI, 2014-2015, mudah-mudahan amal baik beliau diterima oleh Allah SWT dan diterima di sisi-Nya,” ujarnya dengan suara pelan. Salah satu kenangan yang paling ia ingat adalah senyuman yang selalu ada di wajah Marsma Fajar.

Sementara itu, Aries Marsudiyanto, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus, juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, Marsma Fajar selalu gembira dan tertawa meskipun dalam situasi sulit. “Beliau adalah seorang perwira yang disiplin dan selalu gembira. Di mana pun selalu tertawa. Itulah Pak Fajar,” kata dia.

Tangisan Keluarga dan Proses Investigasi

Putra Marsma Fajar, Akmal Fadhillah Kusuma, tiba di rumah duka di Kompleks TNI AU Triloka. Ia hanya membawa satu tas ransel hitam. Akmal langsung memeluk ibunya yang telah menunggu sejak pagi. Tangisan keduanya pecah di depan rumah sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.

Menurut Marsekal Pratama I Nyoman Suadnyana, penyebab jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan. “Semua kejadian tersebut, apa penyebabnya saat ini masih diinvestigasi,” ujar Suadnyana. Ia tidak dapat memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut. Proses investigasi diperkirakan akan memakan waktu cukup lama.

Namun, Suadnyana memastikan bahwa pesawat yang dikemudikan Marsma Fajar dan Roni layak terbang. Pesawat tersebut memiliki surat izin terbang (SIT) yang terdaftar dalam nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja.

Keadaan Kopilot dan Rencana Pemakaman

Sementara itu, kopilot Roni sudah sadar dan masih menerima perawatan medis di RSAU dr. M. Hassan Toto. “Penerbang saudara Roni sampai saat ini sudah sadar, tapi belum bisa diajak ngomong,” ujar Suadnyana. Ia menjelaskan bahwa Roni adalah seorang penerbang profesional yang tergabung dalam FASI dan rutin berlatih.

Jenazah Marsma Fajar akan dimakamkan di Probolinggo, Jawa Timur, pada Senin (4/8/2025). Jenazah akan digeser ke Malang melalui Lanud Halim Perdanakusuma pada pagi hari. Pesawat Hercules akan membawa jenazah ke Malang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 45 menit. Selanjutnya, jenazah beserta keluarga almarhum akan melanjutkan perjalanan ke Probolinggo melalui jalur darat menuju pemakaman keluarga. Harapan kami sebelum Zuhur sudah dimakamkan beliau di sana.