Selain Pantai Indah, 5 Desa Adat Bali yang Kaya Sejarah dan Budaya

Wisata Budaya di Bali: Mengunjungi Desa Adat yang Menyimpan Keunikan
Bali dikenal sebagai destinasi wisata yang kaya akan keindahan alam dan pantai. Namun, di balik itu, terdapat banyak desa adat yang menyimpan kekayaan budaya dan tradisi yang masih terjaga dengan baik. Jika kamu ingin mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat lokal yang belum terpengaruh oleh modernisasi, berikut adalah beberapa desa adat yang bisa dikunjungi.
1. Desa Cempaga
Desa Cempaga terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Di sini, kamu dapat menyaksikan berbagai ritual sakral yang sering dilakukan di Pura Desa Cempaga. Beberapa upacara seperti Mecacar, Gulungan, Kuningan, dan Karya Agung Muayon menjadi momen penting yang bisa kamu saksikan. Selain itu, kamu juga bisa menikmati pemandangan matahari tenggelam di Restoran Sunset Hill yang terletak di sekitar desa.
2. Desa Nyuh Kuning
Desa Nyuh Kuning memiliki konsep Tri Hita Karana yang menjunjung harmoni antara manusia dengan alam, sesama manusia, serta Tuhan. Masyarakat di sini masih memegang teguh nilai-nilai tradisional mereka. Berkunjung ke desa ini, kamu bisa menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan yang tenang. Bersepeda menjadi aktivitas yang cocok untuk menjelajahi desa dan merasakan ketenangan yang alami.
3. Desa Tenganan Pegringsingan
Berada di Kabupaten Karangasem, Desa Tenganan Pegringsingan tetap mempertahankan aturan dan adat istiadat leluhur. Meski demikian, masyarakatnya tidak menolak perubahan modern seperti penggunaan listrik, alat komunikasi, atau kendaraan bermotor. Untuk melihat upacara adat yang khas, disarankan berkunjung pada bulan Januari, Februari, Juni, atau Desember.
4. Desa Trunyan
Desa Trunyan terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Akses masuk ke desa ini cukup unik karena harus melewati Danau Batur menggunakan perahu. Desa ini terkenal karena prosesi pemakaman yang berbeda dari kebiasaan umum. Jenazah tidak dikuburkan, melainkan diletakkan di atas tanah di bawah pohon Taru Menyan.
5. Desa Penglipura
Nama desa ini berasal dari kata Lengeling dan Pura yang mengandung makna mengingat tempat para leluhur. Masyarakat Penglipura sangat menjaga filosofi budaya mereka. Lokasi desa yang berada di dataran tinggi membuat suasana terasa tenang dan sejuk. Selain itu, ada aturan khusus saat memasuki desa, yaitu larangan membawa kendaraan bermotor dan harus berjalan kaki.
Kesimpulan
Desa-desa adat di Bali menawarkan pengalaman yang berbeda dari wisata pantai yang biasanya diminati. Dari budaya hingga alam, setiap desa memiliki ciri khas yang menarik untuk dikunjungi. Jika kamu ingin merasakan kehidupan masyarakat lokal yang masih asli, jangan lupa untuk mengagendakan kunjungan ke salah satu desa adat ini saat liburan nanti.