Rencana Ambisius MU Tertunda Negosiasi Lahan Stadion Baru

Tantangan Besar dalam Proyek Stadion Baru Manchester United
Manchester United, salah satu klub sepak bola terbesar di dunia, tengah menghadapi tantangan besar dalam rencana pembangunan stadion baru yang diberi julukan "Wembley dari Utara". Proyek ini bertujuan untuk membangun stadion dengan kapasitas hingga 100.000 kursi, yang diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi signifikan bagi Inggris. Namun, rintangan utama muncul dari masalah negosiasi harga lahan dengan perusahaan angkutan kereta api, Freightliner.
Lahan yang menjadi fokus utama adalah area yang saat ini digunakan sebagai terminal angkutan kereta api. Lahan tersebut sangat krusial bagi proyek regenerasi Old Trafford, yang diproyeksikan mampu mendatangkan manfaat ekonomi sebesar 7,3 miliar poundsterling per tahun. Sir Jim Ratcliffe, pemilik sebagian saham klub, telah mencoba membeli lahan tersebut, tetapi negosiasi terhambat karena selisih harga yang sangat besar.
Freightliner menawarkan harga sekitar 400 juta poundsterling, sementara Manchester United hanya menaksir nilai lahan tersebut antara 40 hingga 50 juta poundsterling. Perbedaan ini membuat negosiasi berjalan sulit dan tidak menemui titik temu. Meskipun Freightliner bersedia pindah ke lokasi lain, mereka tidak terburu-buru, mengingat posisi tawar mereka yang kuat.
Dari sudut pandang Manchester United, harga yang diminta oleh Freightliner dinilai terlalu tinggi dan tidak realistis. Akibatnya, target awal untuk memulai pembangunan pada akhir tahun ini kini terancam mundur. Dalam acara Fans Forum pada 30 Juni, klub mengakui bahwa mengamankan tanah yang diperlukan bisa menjadi hambatan utama dalam memulai pekerjaan tahun ini.
Pihak klub terus melakukan perencanaan, termasuk konsultasi dengan para penggemar, seperti yang dibahas selama pertemuan hari ini. Diskusi juga sedang berlangsung dengan otoritas lokal, pemilik tanah, serta calon mitra pendanaan, guna mengamankan tanah dan pendanaan yang dibutuhkan untuk melanjutkan proyek. Meski begitu, ambisi untuk melanjutkan proyek secepat mungkin tetap menjadi prioritas.
"Kami hanya dapat melakukan ini setelah tanah dan pendanaan yang diperlukan tersedia," demikian pernyataan yang dikutip dari laman The Guardian (4/8). Hal ini menunjukkan bahwa proses negosiasi dan persiapan dana akan menjadi langkah penting sebelum pembangunan bisa dimulai.
Secara keseluruhan, proyek yang diperkirakan menelan biaya hingga 4,2 miliar poundsterling ini menghadapi tantangan besar. Biaya pembangunan stadion saja mencapai sekitar 2 miliar poundsterling. Meskipun Manchester United tidak menggunakan dana publik, mahalnya harga lahan yang diminta Freightliner bisa membuat proyek ini membengkak jauh dari anggaran awal.
Pihak klub mengakui bahwa mengamankan lahan dan pendanaan adalah prasyarat utama sebelum pembangunan bisa dimulai. Dengan situasi yang masih belum menemui solusi, proyek ini terus menghadapi ketidakpastian. Namun, semangat untuk menciptakan stadion megah yang mampu mengangkat citra klub dan memberikan dampak ekonomi besar tetap menjadi motivasi utama.