ZMedia Purwodadi

Merapi Masih Siaga, Lava Meluncur Puluhan Kali

Table of Contents
Featured Image

Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi, Status Siaga Tetap Berlaku

Gunung Merapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, memberikan laporan mengenai kondisi Gunung Merapi untuk periode 25 hingga 31 Juli 2025. Dalam laporan tersebut, status resmi Gunung Merapi tetap pada level 3 atau Siaga.

Cuaca sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, namun siang hingga sore sering terjadi kabut. Hal ini memengaruhi visibilitas pengamatan dan perlu diperhatikan oleh masyarakat sekitar. Selama periode pengamatan, asap putih keluar dari kawah dengan ketebalan bervariasi, mulai dari tipis hingga tebal. Asap tersebut memiliki tekanan lemah dan ketinggian antara 10 meter hingga 300 meter.

Guguran Lava Terus Mengancam Wilayah Hulu

Aktivitas guguran lava masih terjadi secara terus-menerus. Total guguran lava yang terpantau selama periode tersebut mencapai 19 kali ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak maksimum 2.000 meter, 6 kali ke Kali Bebeng sejauh 1.900 meter, dan 50 kali ke Kali Sat/Putih sejauh 2.000 meter. Perubahan morfologi kubah barat daya tercatat akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sementara itu, kubah tengah relatif stabil.

Berdasarkan foto udara yang diambil pada 17 Juli 2025, volume kubah barat daya tercatat sebesar 4.011.000 meter kubik, sedangkan kubah tengah mencapai 2.368.900 meter kubik. Angka ini menunjukkan bahwa perubahan struktur kubah masih terjadi, meski dalam skala kecil.

Data Gempa dan Deformasi Gunung Merapi

Dalam kurun waktu tersebut, Gunung Merapi merekam berbagai jenis gempa. Ada 9 kali gempa Vulkanik Dangkal, 748 kali gempa Fase Banyak, 579 kali gempa Guguran, dan 24 kali gempa Tektonik. Intensitas kegempaan ini relatif stabil dibandingkan minggu sebelumnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau melalui alat EDM (Electronic Distance Measurement) dan GPS tidak menunjukkan perubahan signifikan. Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dan data baseline GPS Labuhan – Jrakah menunjukkan stabilitas deformasi selama periode pengamatan.

Curah Hujan dan Potensi Lahar

Curah hujan tercatat terjadi di sekitar pos pengamatan, dengan intensitas tertinggi pada tanggal 28 Juli 2025, yaitu 1,92 mm/jam selama 63 menit. Meskipun demikian, belum ada laporan mengenai penambahan aliran lahar di sungai-sungai hulu Gunung Merapi.

Agus Budi Santoso menegaskan bahwa Gunung Merapi masih berada pada tingkat aktivitas erupsi efusif dengan status “Siaga”. Suplai magma masih berlangsung, sehingga potensi terjadinya awan panas guguran (APG) di area bahaya tetap ada.

Potensi Bahaya dan Pemantauan Berkala

Potensi bahaya yang dapat terjadi meliputi guguran lava dan awan panas di sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi. Jarak maksimal potensi bahaya mencapai 7 km di beberapa sektor. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi ancaman yang mungkin muncul.

Agus menekankan bahwa pemantauan dan koordinasi antara instansi terkait serta masyarakat sangat penting guna menjaga keselamatan dan keamanan di sekitar kawasan Gunung Merapi. Dengan informasi yang terus diperbarui, harapan besar dapat diwujudkan agar risiko dari aktivitas Gunung Merapi dapat diminimalkan.